Bidang data center dan cloud menjadi salah satu yang mengalami perkembangan pesat di Indonesia sejak pandemi. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh kesadaran perusahaan dan instansi akan keuntungan menggunakan teknologi cloud, namun juga karena faktor lain yang terkait dengan data center.
Pertama, data center mengonsumsi energi secara intensif. Salah satu sumber penggunaan energi listrik yang besar adalah data center. Untuk pembangkit atau penyedia jaringan energi listrik, beban daya dari data center sangat menarik karena relatif stabil dan besar. Penggunaan daya rata-rata mencapai 2-4% dari pembangkit listrik yang ada, dengan peningkatan rata-rata 15% per tahun, yang sangat menguntungkan.
Namun, hal ini juga memerlukan perhatian khusus karena penggunaan daya untuk data center bisa mencapai 10-100 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan perumahan biasa. Untuk data center besar (hyperscale data center), penggunaan daya bahkan bisa mencapai 10.000 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan perumahan biasa. Di Indonesia, sumber listrik utama untuk data center rata-rata berasal dari PLN. Selain itu, penggunaan listrik juga merupakan bagian terbesar dari biaya operasional data center.
Kedua, data center bisa tidak efisien. Apa yang kita letakkan di dalam data center? Kita memasang server, perangkat jaringan, yang diletakkan dalam rak, dan harus menggunakan pendingin perangkat. Semua ini memerlukan daya listrik yang besar. Namun, terkadang kita tidak menyadari bahwa server kita tidak digunakan secara optimal. Rata-rata penggunaannya hanya 10-30%, dan penggunaannya untuk penyimpanan data pun demikian. Hal ini terjadi karena seringkali kita tidak memantau penggunaannya.
Dengan perkembangan teknologi virtualisasi server, banyak server yang digabungkan secara virtual dan diinstal pada server virtual. Hal ini meningkatkan penggunaan perangkat secara optimal. Namun, masih banyak yang menyadari kebutuhan akan server fisik.
Kejadian ketiga yang paling menakutkan bagi pemilik dan pengelola data center atau ruang server adalah ketika data center atau ruang server mereka mengalami masalah. Masalah tersebut bisa disebabkan oleh kegagalan sistem pendingin atau listrik yang tidak berfungsi dengan baik. Jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat, maka bisnis dapat mengalami kerugian karena tidak dapat berjalan dengan lancar.
Data Center
Data center dapat dikelompokkan berdasarkan daya yang digunakan. Pertama, ruang server atau small data center (“in-house” server rooms/cupboards) dengan daya 10 kW hingga 150 kW. Kedua, medium data center dengan daya 150 kW hingga 750 kW. Ketiga, enterprise data center dengan daya 750 kW hingga 2.500 kW. Dan yang terakhir, mega data center dengan daya 2.500 kW atau lebih besar.
Ini dapat dijelaskan dengan mudah. Untuk mengikuti standar internasional, data center dapat dikategorikan berdasarkan pendekatan Uptime Tier 1-4. Di Indonesia, standar SNI 8799 memperkenalkan Strata 1-4 sebagai kategori data center.
Untuk beralih ke cloud, perusahaan atau instansi dapat mengambil beberapa langkah. Pertama, untuk menghemat biaya data center yang mahal, banyak yang beralih secara bertahap ke penggunaan cloud. Bahkan, mereka tidak hanya menggunakan satu cloud provider, tetapi juga multi cloud.
Kedua, alasan lain untuk menggunakan cloud adalah untuk meningkatkan efisiensi. Dalam penggunaan cloud, kita tidak bisa boros karena kapasitas penyimpanan, bandwidth, bahkan CPU yang digunakan sebagai dasar perhitungan biaya sewa cloud. Oleh karena itu, menggunakan cloud mendorong kita untuk berhemat.
Ketiga, tujuan lain dari penggunaan cloud adalah meminimalkan downtime atau bahkan mencapai zero downtime. Meskipun kita menggunakan cloud, yang pada dasarnya adalah fasilitas data center yang digunakan secara bersama-sama, kemungkinan adanya downtime tetap ada meskipun sangat kecil. Oleh karena itu, banyak perusahaan atau instansi yang memilih pendekatan hybrid cloud (kombinasi data center dan cloud) atau multi cloud provider (lebih dari satu penyedia cloud) untuk memastikan bahwa tidak ada downtime yang terjadi.
Pastikan hal-hal berikut ada di dalam data center atau ruang server anda:
- Pemantauan Lingkungan, untuk memantau semua aspek lingkungan di dalam data center anda.
- Sistem Pemantauan Jaringan, untuk memantau perangkat dan jaringan anda.