Mengetahui Gangguan Kepribadian Narcissistic yang Sering Terjadi pada Masa Milenial Saat Ini

Mengapa Perlu Mengetahui Gangguan Kepribadian Narcissistic ?

NDP atau Narcissistic Personality Disorder, yang juga dikenal sebagai gangguan kepribadian narsistik, adalah kondisi psikologis yang dapat terjadi pada seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan merasa bahwa dirinya sangat penting, istimewa, dan harus dikagumi.

Bisa jadi bagi beberapa orang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dianggap sebagai sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh semua orang dan itu adalah hal yang positif. Namun, kepercayaan diri yang terlalu berlebihan dapat menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan orang lain. Kepercayaan diri yang berlebihan hingga menginginkan pujian dan kehilangan empati adalah suatu tindakan yang salah dan menunjukkan gejala gangguan kepribadian narsistik.

Seseorang dengan gangguan kepribadian ini cenderung merasa superior dan lebih tinggi daripada orang lain. Mereka selalu membanggakan pencapaian apapun yang dianggap biasa oleh orang lain. Dikarenakan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, dalam beberapa kasus, orang yang mengalami gangguan narsistik cenderung merasa bahwa dirinya sangat penting dan istimewa.

Di era milenial saat ini, gangguan kepribadian narsistik tidak hanya terjadi pada remaja dan anak muda, tetapi juga banyak orang tua yang mengalami gangguan ini. Hal ini terlihat dari beberapa keluhan remaja di media sosial yang merasa hidup di lingkungan keluarga yang narsistik.

Banyak remaja dan anak muda yang tumbuh di lingkungan keluarga atau di bawah orang tua yang narsistik merasakan rasa takut. Mereka khawatir akan menjadi orang tua yang sama seperti orang tua mereka, yang akan berdampak pada kesehatan mental anak mereka seperti yang mereka alami.

Rasa takut ini bisa memiliki dampak negatif, misalnya banyak anak muda yang enggan menikah dan memiliki anak. Namun, ada juga dampak positif di mana banyak anak muda yang bertekad untuk memberikan lingkungan keluarga yang harmonis dan tidak narsistik pada anak mereka nanti. Mereka memilih untuk mengikuti kelas parenting dan memperhatikan pola asuh anak dengan sungguh-sungguh sebelum menikah atau memiliki anak.

Namun, sayangnya hingga saat ini masih banyak orang yang tidak menyadari kepribadian narsistik. Banyak yang masih menganggap perilaku tersebut sebagai hal yang normal dan umum dilakukan oleh banyak orang.

Ini merupakan ciri-ciri khas dari gangguan kepribadian narsistik dapat terlihat jelas, seperti:

  • Menganggap dirinya lebih unggul tanpa memiliki pencapaian yang sepadan.
  • Terobsesi dengan fantasi tentang keberhasilan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan atau ketampanan, atau pasangan yang sempurna.
  • Menilai diri terlalu tinggi dan melebih-lebihkan diri dibandingkan orang lain.
  • Merasa perlu dipuji atau dikagumi terus-menerus dan merasa istimewa.
  • Menganggap dirinya pantas mendapat perlakuan istimewa dan mengharapkan hal itu diakui oleh orang lain.
  • Memanfaatkan orang lain untuk memenuhi keinginan sendiri.
  • Tidak mampu memahami perasaan atau kebutuhan orang lain.
  • Merasa cemburu pada orang lain dan merasa orang lain cemburu pada dirinya sendiri.
  • Mempunyai sikap sombong.
  • Menilai diri terlalu tinggi dan melebih-lebihkan diri dibandingkan orang lain.

Banyak orang berpendapat bahwa gangguan kepribadian narsistik bisa disebabkan oleh pengalaman masa lalu atau masa kecil yang belum terselesaikan dengan baik, yang sering disebut sebagai “Inner Child” oleh kaum milenial. Inner Child bisa muncul akibat kebutuhan anak yang tidak terpenuhi, trauma masa kecil, atau sering mendengar kata-kata negatif di lingkungan hidupnya sejak kecil.

Penyebab gangguan kepribadian narsistik hampir sama dengan penyebab Inner Child. Beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian narsistik meliputi: tumbuh dalam lingkungan orang tua atau keluarga yang kerap meremehkan pengidap ketika kecil, pengalaman kurang kasih sayang dan perhatian sejak kecil, serta pola asuh yang terlalu memanjakan dan memberikan pujian yang berlebihan. Selain itu, faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam gangguan kepribadian narsistik, seperti adanya riwayat kepribadian narsistik dalam keluarga.

Dalam upaya menyembuhkan individu yang mengalami gangguan kepribadian narsistik, dapat dilakukan beberapa langkah, antara lain:

 

  • Menjalani terapi bicara bertujuan untuk melatih orang yang mengalami masalah dalam berhubungan dengan orang lain.
  • Terapi ini membantu orang tersebut untuk mengubah perilaku dan pola pikir agar lebih realistis.

Seperti yang sering diucapkan banyak orang, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kita akan membahas tentang cara-cara mencegah munculnya gangguan kepribadian narsistik, di antaranya adalah:

  • Mengasah kemampuan parenting yang tepat.
  • Jika Anda mulai mengalami tanda-tanda awal, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter.
  • Melakukan terapi komunikasi yang sehat.
  • Tidak memberikan pujian yang berlebihan pada anak.
  • Menghindari memberikan kritik negatif terlalu sering.
  • Menanamkan dan mengajarkan rasa empati pada anak.

Mengabaikan gangguan kepribadian naristik bukanlah pilihan yang bijak. Apabila tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa menghambat kemajuan masa depan dan relasi sosial seseorang. Oleh karena itu, amatlah penting bagi kita untuk mengenali gejala-gejala dari kondisi tersebut dan mencoba mengatasinya dengan bantuan ahli serta usaha yang sungguh-sungguh.

Leave a Comment